Bacaan1 Tes. 1: 2b-5, 8b-10. Mat. 23: q3-22. MAKSUD baik belum tentu ditanggapi dengan baik pula. Perlu kesadaran dan kehati-hatian. Agar tidak terjebak pada masalah yang lebih rumit di kemudian hari. Perikemanusiaan itu baik adanya. Tetapi perlu juga ketegasan. Kadang, atas nama perikemanusiaan, orang punya tujuan. Seringkali orang awam kebingungan tidak faham ketika dikatakan amalan-amalan atau acara-acara yang dilakukannya dikatakan bid’ah. Mereka pun berkata ; Bukankah amalan ini baik ❓Ketahuilah, baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah dan ta’ala berfirman ;وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ“. . Tetapi boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh Jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”. Al Baqarah, 216.Coba kita perhatikan riwayat-riwayat berikut Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendengar berita tentang pernyata’an tiga orang. Yang pertama berkata “Saya akan shalat tahajjud dan tidak akan tidur malam”, yang kedua berkata ”Saya akan puasa dan tidak akan berbuka”, yang terakhir berkata “Saya tidak akan menikah”. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menegur mereka, seraya berkata “Apa urusan mereka dengan berkata seperti itu ?, Padahal saya puasa dan saya pun berbuka, saya shalat dan saya pun tidur, dan saya menikahi wanita. Barang siapa yang membenci sunnahku maka bukanlah golonganku”. Muttafaqun alaihi. • – Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mencela seseorang yang hendak shalat tahajjud dan tidak akan tidur malam. • * Kenapa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencelanya, bukankah tujuan orang tersebut baik, hendak memperbanyak ibadah ❓ • – Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mencela seseorang yang akan puasa dan tidak akan berbuka. • * Kenapa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mencelanya, bukankah tujuan orang tersebut baik, hendak memperbanyak ibadah ❓ • – Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mencela seseorang yang tidak akan menikah, karena hendak taqorrub kepada Allah. • * Kenapa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencelanya, bukankah tujuan orang tersebut baik, hendak taqorrub kepada Allah ❓2- Al-Baroo’ bin Aazib berkata قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شَقِّكَ الأَيْمَنِ وَقُلْ “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku Jika engkau mendatangi tempat tidurmu maka berwudhulah sebagaimana berwudhu untuk sholat, lalu berbaringlah di atas bagian tubuhmu yang kanan, lalu katakanlah اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إْلاَّ إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتُ“Yaa Allah aku menyerahkan jiwaku kepadaMu, dan aku pasrahkan urusanku kepadaMu, dan aku sandarkan punggungku kepadaMu, dengan kekhawatiran dan harapan kepadaMu. Tidak ada tempat bersandar dan keselamatan dariMu kecuali kepadaMu. Aku beriman kepada kitabMu yang Engkau turunkan dan beriman kepada Nabimu yang Engkau utus”Nabi berkata فَإِنْ مِتَّ مِتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُوْلُ“Jika engkau meninggal maka engkau meninggal di atas fitroh, dan jadikanlah doa ini adalah kalimat terakhir yang engkau ucapkan sebelum tidur”Al-Baroo’ bin Aazib berkata فَقُلْتُ أَسْتَذْكِرُهُنَّ وَبِرَسُوْلِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ قَالَ لاَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ“Lalu aku mencoba untuk mengingatnya dan aku berkata “Dan aku beriman kepada RasulMu yang Engkau utus”Nabi berkata “Tidak, akan tetapi Dan aku beriman kepada NabiMu yang Engkau utus”. HR Al-Bukhari no 6311. • * Kenapa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyalahkan perkata’an Al-Baroo’ bin Aazib yang berkata “Dan aku beriman kepada RasulMu yang Engkau utus”. Bukankah perkata’an “RasulMu” itu baik ? ~~~~~~~ Perhatikan juga atsar para Sahabat berikut Sa’id bin Musayyib tabi’in, Ia melihat seorang laki-laki menunaikan shalat setelah fajar lebih dari dua raka’at, ia memanjangkan rukuk dan sujudnya. Akhirnya Sa’id bin Musayyib pun melarangnya. Orang itu berkata “Wahai Abu Muhammad, apakah Allah akan menyiksaku dengan sebab shalat ? Beliau menjawab “Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyelisihi As-Sunnah.” Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Sunanul Kubra, II/466.* Kenapa Sa’id bin Musayyib melarang seorang laki-laki yang menunaikan shalat setelah fajar lebih dari dua raka’at, ia memanjangkan rukuk dan sujudnya, Bukankah Shalat itu adalah amalan yang paling utama ❓2. Shahabat yang mulia Ibnu Umar radhiyallaahu anhuma, menceritakan, Bahwasannya ada seorang laki-laki yang bersin kemudian dia berkata, “Alhamdulillah wassalaamu alaa Rasuulillaah” segala puji bagi Allah dan kesejahtera’an bagi Rasulullah. Maka Ibnu Umar radhiyallaahu anhuma berkata Aku juga mengatakan, “Alhamdulillah was-salaamu alaa Rasuulillah” maksudnya juga bershalawat. Akan tetapi tidak demikian Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam mengajari kami. Beliau shallallaahu alaihi wa sallam mengajari kami untuk mengucapkan ketika bersin “Alhamdulillah alaa kulli haal.” Diriwayatkan olehAt-Tirmidzi, no. 2738.* Kenapa Ibnu Umar radhiyallaahu anhuma mengajarkan kepada seorang laki-laki yang bersin, bahwa Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam mengajari, kalau bersin untuk mengucapkan “Alhamdulillah alaa kulli haal”. Bukankah ucapan “Alhamdulillah wassalaamu alaa Rasuulillaah” yang diucapkan seorang laki-laki itupun baik ❓3- Abu Musa Al-As’ari Radhiyallahu anhu, diriwayatkan memasuki masjid Kufah, lalu didapatinya di masjid tersebut terdapat sejumlah orang membentuk halaqah-halaqah duduk berkeliling. Pada setiap halaqah terdapat seorang syaikh, dan didepan mereka ada tumpukan kerikil, lalu syaikh tersebut menyuruh mereka, “Bertasbihlah seratus kali !” Lalu mereka pun bertasbih menghitung dengan kerikil tersebut. Lalu syaikh itu berkata lagi, “Bertahmidlah seratus kali” Dan demikianlah seterusnya . . Maka Abu Musa Radhiyallahu anhu mengingkari hal itu dalam hatinya, tapi ia tidak mengingkari dengan lisannya. Hanya saja ia bersegera pergi dengan berlari kecil menuju rumah Abdullah bin Mas’ud, lalu iapun mengucapkan salam kepada Abdullah bin Mas’ud, dan Abdullah bin mas’ud pun membalas salamnya. Berkatalah Abu Musa kepada Ibnu Mas’ud , “Wahai Abu Abdurrahman, sungguh baru saja saya memasuki masjid, lalu aku melihat sesuatu yang aku mengingkarinya, demi Allah tidaklah saya melihat melainkan kebaikan”. Lalu Abu Musa menceritakan keada’an halaqah dzikir tersebut. Maka berkatalah Ibnu Mas’ud kepada Abu Musa “Apakah engkau memerintahkan mereka untuk menghitung kejelekan-kejelekan mereka ❓ Dan engkau memberi jaminan mereka bahwa kebaikan-kebaikan mereka tidak akan hilang sedikitpun ❓” Abu Musa pun menjawab, “Aku tidak memerintahkan apapun kepada mereka”. Berkatalah Ibnu Mas’ud, Mari kita pergi menuju mereka. Lalu Ibnu Mas’ud mengucapkan salam kepada mereka. Dan mereka membalas salamnya. Berkatalah Ibnu Mas’ud “Perbuatan apa yang aku lihat kalian melakukannya ini wahai Umat Muhammad ?” Mereka menjawab, “Wahai Abu Abdurrahman, ini adalah kerikil yang digunakan untuk menghitung tasbih, tahmid, dan tahlil, dan takbir”. Maka berkatalah Ibnu Mas’ud “Alangkah cepatnya kalian binasa wahai Umat Muhammad, padahal para sahabat masih banyak yang hidup, dan ini pakaiannya belum rusak sama sekali, dan ini bejananya belum pecah, ataukah kalian ingin berada diatas agama yang lebih mendapat petunjuk dari agama Muhammad ? Ataukah kalian telah membuka pintu kesesatan ?”, Mereka pun menjawab, “Wahai Abu Abdurrahman, demi Allah tidaklah kami menginginkan melainkan kebaikan”. Abu Mas’ud pun berkata “Berapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tidak mendapatkannya”. Berkata Amru bin Salamah, “Sungguh aku telah melihat umumnya mereka yang mengadakan majelis dzikir itu memerangi kita pada hari perang An-Nahrawan bersama kaum Khawarij”. Riwayat Darimi dengan sanad shahih.* Mengapa Ibnu Mas’ud menegur orang-orang yang sedang berdzikir, Bukankah dzikir itu baik ? Kalau kita perhatikan riwayat-riwayat diatas, • * Kenapa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mencela orang yang hendak memperbanyak ibadah, bukankah ibadah itu baik ❓ • * Kenapa para Sahabat mencela dan mengingkari orang yang sedang beribadah, bukankah ibadah itu baik ❓ • Apa yang dicela dan diingkari oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga para Sahabat, tujuan mereka melakukannya adalah untuk memperbanyak ibadah. Maksud mereka tentu saja mengapa mereka dicela ❓Tidak lain, karena apa yang mereka lakukan tidak dibenarkan oleh syari’at. Apa yang mereka lakukan tidak ada perintah dari Allah dan Rasul-Nya. Yang mereka lakukan adalah perkara yang dibuat-buat. Perkara yang baru bid’ah dalam urusan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga para Sahabat tidak faham kalau bid’ah ada yang baik ?Apakah ahli bid’ah yang mengatakan ada bid’ah hasanah lebih faham Islam daripada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para Sahabat ❓ الله المستعانSumberAgus Santosa Somantri Apakahsituasi ini menunjukkan bahwa Allah tidak baik kepada kita? Mari kita menjawab pertanyaan ini berdasarkan teks yang ada. Jenis kelamin maskulin yang digunakan untuk skolops belum tentu merujuk pada seseorang. Ini hanyalah jenis kelamin secara linguistik, bukan biologis. Jika ungkapan "duri dalam daging" diambil secara figuratif, maka
Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamu’alaykum Wr. Wb. “Sesuatu yang menurutmu baik untukmu, belum tentu baik menurut Allah untukmu. Dan sesuatu yang menurutmu buruk bagimu, belum tentu buruk menurut Allah bagimu”. Bagi seorang manusia, keberhasilan adalah suatu kondisi yang selalu ingin dicapai. Tidak ada satupun manusia yang ingin terpuruk dalam kegagalan terus-menerus. Bagi mereka yang mau dan mampu untuk meraihnya, keberhasilan itu akan dapat diraih atas izin Allah SWT. Seorang mahasiswa pasti mengharapkan sebuah prestasi akademik yang baik. Seorang pengusaha pasti selalu mengharapkan mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya. Seorang pilot pasti mengharapkan agar dapat take off dan landing dengan selamat. Seorang penulis buku pasti mengharapkan agar bukunya dapat diminati oleh banyak orang. Begitupun dengan kita, kita pasti mengharapkan keberhasilan dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Sebuah keberhasilan merupakan hasil dari suatu usaha yang kita lakukan. Orang yang meraih keberhasilan dalam suatu aktivitas akan disebut sebagai orang yang hebat karena telah berhasil meraih apa yang ia inginkan, sebaliknya, orang yang gagal meraih keberhasilan itu, maka ia akan dikatakan sebagai orang yang gagal. Hal inilah yang terbentuk dalam pola pikir sebagian orang. Satu hal yang perlu kita ingat, tidak selamanya kegagalan itu menandakan ketidakmampuan kita untuk mencapai suatu tujuan. Sebab kegagalan itu adalah proses atau sebuah jalan panjang menuju titik kejayaan. Kita mungkin sering mendengar kata-kata mutiara Kegagalan adalah awal dari keberhasilan. Ternyata hal ini memang terbukti. Seorang Thomas Alfa Edisson mengalami ratusan kegagalan sebelum akhirnya mampu menemukan lampu. Seorang Bill Gates harus rela dikeluarkan dari kampusnya sebelum akhirnya ia membangun kerajaan IT dunia, Microsoft. Pada hakikatnya, manusia pasti pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya, hanya saja mereka yang mampu bangkit dari kegagalan itu, itulah keberhasilan yang sesungguhnya. Islam mengajarkan ummatnya bagaimana meraih sebuah keberhasilan dalam hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Perlu kita pahami bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan kuasa dari Allah semata. Artinya, segala sesuatu yang ada di jagat raya ini adalah milik Dia yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Sebagai seorang pemilik, Allah berhak berbuat apa saja terhadap ciptaanNya. Keberhasilan hanya dapat diraih melalui dua cara, yaitu ikhtiar dan tawakkal. Segala upaya dan kerja keras kita dalam mewujudkan tujuan dan mimpi yang ingin kita raih merupakan ikhtiar. Namun bagaimanapun juga, manusia tetap saja seorang makhluk yang tidak memiliki kekuatan apa-apa. Untuk itulah, selain melakukan ikhtiar, kita harus tawakkal kepada Allah dengan memperbanyak ibadah dan do’a agar setiap ikhtiar yang kita lakukan mendapat berkah dan dimudahkan oleh Allah. Banyak orang yang telah bekerja keras siang dan malam, bahkan sampai menghabiskan sebagian besar waktu, tenaga, bahkan hartanya hanya untuk meraih impiannya, pada akhirnya harus mengalami kegagalan yang pahit. Inilah akibatnya jika kita melupakan Allah dalam setiap ikhtiar/ usaha kita. Kita terkadang merasa pede dengan kemampuan kita sendiri, bahkan sampai menganggap bahwa keberhasilan yang selama ini diraih adalah hasil jerih payahnya sendiri. Dia lupa bahwa yang memberikan segala kenikmatan itu adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kaya. Ikhtiar dan tawakkal hanyalah sebuah washilah sarana kita untuk mencapai tujuan kita. Segala sesuatunya hanya berhak ditentukan oleh Allah saja. Artinya, tujuan atau mimpi yang ingin kita capai belum tentu akan kita raih, sekalipun telah melakukan ikhtiar dan tawakkal yang banyak. Kenapa demikian? Apakah Allah murka pada kita? Ternyata Allah sangat sayang kepada kita. Allah itu Maha Mengetahui segalanya. Termasuk segala sesuatu yang kita butuhkan, Allah lebih tahu daripada kita sendiri. Karena, segala sesuatu yang kita inginkan, segala sesuatu yang menurut kita baik, ternyata belum tentu baik menurut Allah. Misalnya, si Fulan ingin hidup kaya dan tentram. Dia setiap hari berikhtiar dan bertawakkal agar Allah memberikannya kekayaan kepadanya. Namun pada akhirnya dia tetap saja hidup miskin. Bukan berarti Allah murka kepadanya, lantas tidak memberikan kekayaan pada si Fulan. Tapi Allah tahu, jika ia menjadi orang kaya yang bergelimangan harta, dia akan menjadi kufur dan jauh dari Allah. Oleh karena itulah, Allah tidak mengubah nasibnya agar ia lebih dekat lagi kepada Allah. Ketika usaha dan do’a kita tidak dikabulkan oleh Allah, itu berarti Allah mempunya rencana lain yang jauh lebih indah daripada rencana yang kita buat.

ensiklopediislami widya cahaya bisa dicicil; al-qur'an; buku tauhid/aqidah; buku tafsir; buku fiqih; buku hadits; buku tazkiyatun nafs; buku harokah dan tarbiyah

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Berdoa...Semua pemeluk agama di dunia dan di Indonesia pasti pernah mengambil waktu untuk berdoa. Doa adalah sarana yang Allah buat agar manusia bisa berkomunikasi dengan Pencipta langit dan bumi. Dalam doa yang manusia naikkan, hampir semua kalau boleh dikatakan seperti itu doa kita berisi permintaan-permintaan kepada Sang Pencipta. Ada doa supaya berhasil dalam segala hal yang dilakukan, ada doa supaya manusia selalu penuh kebahagiaan dan ada juga yang berdoa agar rezeki selalu hadir dalam hidup. Namun doa juga dipakai untuk menaikkan syukur atas pemeliharaan Tuhan dalam hidup pendoa. Semua doa yang dinaikkan itu sebenarnya menjelaskan kepada kita bahwa sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan dan kekurangan untuk membuat hidup semakin baik dari hari ke hari. Ketika kita berdoa meminta sesuatu dari Tuhan, tentu saja kita mengharapkan agar permintaan kita dikabulkan atau diiyakan oleh Tuhan. Namun ada juga jawaban doa yang lain yang diberikan oleh Tuhan kepada kita yang meminta dalam doa. Apa saja? 1. Jawaban Tuhan adalah "tidak". Selain Tuhan menjawab "ya" bagi doa kita, Ia juga berhak untuk menjawab "tidak" bagi permintaan kita. Jawaban yang diberikan itu, suka tidak suka, harus diakui sebagai jawaban yang paling baik bagi si pendoa. Kita sebagai manusia punya keterbatasan untuk melihat atau memprediksi hidup kita 5, 10 15 atau 20 tahun mendatang. Menurut kita, apa yang kita minta bail buat kita saat ini namun belum tentu baik buat kita di masa yang akan datang. Tuhan punya perspektif yang sangat baik dalam melihat hidup kita. Kadang, rencana Tuhan bertolak belakang sama sekali apa yang kita rencanakan. Jadi ketika Tuhan menjawab "tidak", percayalah bahwa itu yang paling baik buat kita. 2. Jawaban Tuhan adalah, "sabar ya". Tuhan menjawab atau belum menjawab doa kita karena ada sebuah proses yang harus kita lalui untuk dapat memperoleh apa yang kita minta dari Tuhan. Ibarat seorang anak berusia 9 tahun yang meminta sepeda motor kepada orangtuanya. Tentu saja, orangtua yang baik tidak akan atau belum mengabulkan permintaan si anak karena bukan waktu yang tepat untuk mendapatkan sepeda motor. 3. Jawaban Tuhan "ya, tapi risiko tanggung sendiri". Jawaban seperti ini adalah jawaban Tuhan terhadap orang-orang yang berdoa dan "memaksa" Tuhan untuk meng"iya"kan permintaannya. Karena terus-menerus memaksa dan bersikeras bahwa permintaannya adalah yang terbaik, maka Tuhan pun meng"iya"kan. Tapi dengan catatan, risiko tanggung sendiri. Setiap permintaan kita dalam doa tentu memiliki konsekuensi yang harus kita pikul. Seorang yang "memaksa" Tuhan untuk meng"iya"kan permintaannya kemudian di"iya"kan olehNya pasti harus memikul konsekuensi yang berat untul doanya. Tuhan tahu yang terbail bagi kita. Ayah yang baik tidak akan pernah memberi anaknya ular jika anaknya meminta ikan. Tidak akan memberi batu, jika anaknya meminta roti. Apalagi Tuhan yang MAHABAIK. Pasti memberi yang terbaik. Salam Lihat Humaniora Selengkapnya
Ketikaapa yang menjadi angan kita tidak sejalan dengan apa yang digariskan Allah, doa yang paling penting untuk dipanjatkan adalah : semoga kita diberi rasa syukur, dan diikhlaskan serta ditenangkan dalam mendapatkan semuanya. dan diikhlaskan serta ditenangkan dalam mendapatkan semuanya. Vd. nwildanurjanah. Karena yang baik menurut kita
Kata mutiara islami tentang jodoh ini memuat banyak nasehat bijak seputar menanti hadirnya calon pasangan. Terutama nasehat agar kita selalu bersabar dalam penantian sembari terus berbenah diri menjadi pribadi yang lebih baik. Jodoh adalah salah satu perkara paling misterius seperti halnya kematian, tak ada yang tahu dengan siapa, kapan dan bagaimana seseorang akan menemukan jodohnya. Namun yang pasti, Allah subhanahu wa ta’ala menjamin rezeki bagi setiap hamba-Nya, termasuk rezeki berupa jodoh. Tentu saja ikhtiar harus terus dilakukan sebagai upaya menjemput jodoh dengan cara menempuh sebab-sebabnya. Seringkali kita menyaksikan berbagai usaha dilakukan seseorang untuk menjemput jodohnya, namun akhirnya gagal juga. Ada yang usaha kesana kemari mencari jodoh tapi ternyata jodohnya ada di depan mata. Ada juga yang sudah menjalin hubungan bertahun-tahun tapi ternyata jodohnya orang lain. Begitulah misteri jodoh dari Yang Maha Kuasa Allah Ta’ala, seringkali datang dengan cara yang tak terduga. Membaca kata mutiara islami tentang jodoh ini akan membuatmu semakin yakin akan takdir dan kuasa Allah dalam urusan jodoh. Yang terpenting adalah selalu berdoa dan mendekat kepada Sang Maha Cinta Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan begitu, semoga Allah pilihkan jodoh terbaik untukmu. Menunggu memang menjenuhkan, termasuk menunggu datangnya jodoh. Apalagi jika berbagai upaya sudah ditempuh namun jodoh yang diharapkan tak kunjung datang juga. Namun itu tidak boleh membuat kita putus asa, karena urusan jodoh adalah hal yang prinsip dan serius bagi kehidupan seseorang. Ikhtiar harus terus diupayakan untuk segera bertemu jodoh yang baik. Untuk menemukan jodoh yang baik, dibutuhkan keseriusan dalam memilih calon pasangan. Shalih atau shalihah menjadi kriteria wajib dalam menentukan pasangan. Dalam urusan memilih jodoh, islam memberikan panduan untuk tidak memberikan standar keduniawian seperti paras, kekayaan ataupun jabatan. Melainkan pilihlah calon pasangan karena kemuliaan akhlak dan ketakwaannya pada Allah. Beberapa kata mutiara islami tentang jodoh ini banyak memuat nasehat untuk memilih calon pasangan yang shalih atau shalihah, yaitu seseorang yang mampu membawa diri kita semakin dekat kepada Allah. Karena sesungguhnya pernikahan bisa menjadi ibadah panjang berlimpah keberkahan dan pahala bagi sepasang suami istri. Jangan sampai kesalahan dalam memilih jodoh membuat kita kehilangan peluang ini. Yang tidak kalah pentingnya, seseorang yang sedang berikhtiar menjemput jodoh haruslah berusaha menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Sebab dosa bisa menghambat datangnya jodoh. Orang yang berbuat dosa berarti jauh dari Allah, padahal untuk mendapatkan jodoh yang diharapkan, seseorang hendaknya membangun kedekatan dengan Allah. Baca juga Kata bijak islami untuk pasangan suami istri Kata Bijak Islami Tentang Jodoh Berikut ini beberapa kumpulan kata mutiara islami tentang jodoh yang berisi nasehat-nasehat bijak untuk seseorang yang sedang menanti jodoh dan bagaimana menentukan jodoh yang tepat untuk dirinya. Allah yang menciptakan هُوَ Ø§Ù„ÙŽÙØ°ÙÙŠ ØÙŽÙ„َقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا I created you from one soul, and from the soul I created its mate so that you may live in harmony and love. Al-A’raf189 Dialah yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Al-A’raf189 Jika aku jatuh cinta Ya Allah. If I am to fall in love, let me touch the heart of someone whose heart is attached to You. Ya Allah. Jika aku jatuh cinta, biarkan aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut kepada-Mu. Mulai diri sendiri And Allah has made for you your mates of your own nature. An-Nahl 72 So the search of finding perfect soulmate begins within yourself. Be the type of person you wish to marry. Dan Allah menjadikan pasangan-pasangan bagi kamu dari jenis kamu sendiri. An-Nahl 72 Maka pencarian untuk menemukan pasangan yang sempurna dimulai dari dalam diri kamu sendiri. Jadilah tipe orang seperti yang ingin kamu nikahi. Ibarat pakaian When talking about marriage, Allah says your spouses are garments for you. A garment may or may not fit perfectly. But either way, it covers imperfections, protects and beautifies. Ketika berbicara tentang pernikahan, Allah mengatakan bahwa pasanganmu ibarat pakaian untukmu. Sebuah pakaian bisa jadi pas atau kurang pas. Tapi bagaimanapun juga, pakaian akan menutupi, melindungi dan mempercantik ketidaksempurnaan. Saling menyempurnakan The man dreams of a perfect woman and the woman dreams of a perfect man and they don’t know that Allah created them to perfect one another. Seorang Pria mendambakan wanita yang sempurna dan begitu juga wanita mendambakan sosok pria sempurna, namun mereka tidak tahu bahwa Allah telah menciptakan mereka untuk saling menyempurnakan satu sama lain. Cintai dulu Allah Fall in love with Allah first and He will give you the right person that you deserve in the right time. Jatuh cintalah kepada Allah terlebih dahulu, maka pada saatnya nanti Allah pasti akan memberimu seseorang yang tepat dan pantas untukmu. Right or Wrong? Mr. Right won’t distract you from your Lord. If he distances you from Allah, he’s Mr. Wrong!. – Sheikh AbdulBary Yahya Mr. Right orang yang tepat tidak akan mengalihkan perhatianmu dari Tuhanmu. Jika dia menjauhkanmu dari Allah, berarti dia adalah Mr. Wrong orang yang salah. – Sheikh AbdulBary Yahya Pakaian هُنَ٠لِبَاسٌ Ù„ÙŽÙكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ Ù„ÙŽÙهُنَ٠They are clothing for you and you are clothing for them. Al-Baqarah 187 Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Al-Baqarah 187 Jagalah hatiku Ya Allah, keep my heart sealed from all which is not written for me. Ya Allah, jagalah hatiku dari segala sesuatu yang tidak ditakdirkan untukku. Bukan cincin I don’t need a ring. I need his deen. I’d prefer him taking me to jannah and making me his queen. Yang aku butuhkan bukanlah cincin. Aku hanya butuh agamanya. Aku lebih suka dia membawaku menuju surga dan menjadikanku sebagai ratunya. Menggenggam tanganku Ya Allah! grant me someone who will hold my hand to Jannah. Ya Allah! Berilah aku seseorang yang kelak akan menggenggam tanganku menuju Surga. Kata mutiara islami tentang jodoh Dengan dia yang mencintai Allah Marrying someone who loves Allah will show more about your future than anythink else you’ll hear or see. Menikahi seseorang yang mencintai Allah akan menunjukkan lebih banyak tentang masa depan kamu daripada hal lain yang akan kamu dengar atau lihat. Sementara sendiri Walk alone until Allah sends you someone to walk with. Melangkahlah sendirian sampai Allah mengutus seseorang untuk berjalan bersama mendampingimu. Membuatmu jatuh cinta Marry someone who will make you fall in love with Allah every single day. Menikahlah dengan seseorang yang akan membuatmu jatuh cinta kepada Allah setiap hari. Untuk anakmu kelak Marry someone who is deeply interested in the deen, because that is who your children will follow. – Mufti Menk Menikahlah dengan seseorang yang sangat tertarik dengan masalah agama, karena itulah yang kelak akan diikuti oleh anak-anakmu. – Mufti Menk Menikah dengan yang bertakwa Marry a man who fears Allah, so he will treat you right because of his fear of Allah. Menikahlah dengan seseorang yang bertakwa kepada Allah, maka dia akan memperlakukan kamu dengan benar karena ketakwaannya kepada Allah. Memilih sosok suami The father is the middle door of Paradise the best way to Paradise, so it is up to you whether you take advantage of it or not. – Hadits Sosok Ayah adalah pintu tengah menuju surga yaitu jalan terbaik menuju surga, Maka itu terserah kamu apakah kamu akan memanfaatkannya atau tidak. – Hadis Baca juga Kata nasehat islami tentang pacaran Kata Kata Islami Tentang Jodoh Dekatkanlah Ya Allah, jika dia benar untukku, dekatkanlah hatinya dengan hatiku. Dan jika dia bukan milikku, damaikanlah hatiku dengan ketentuan-Mu. Menjadi bagian hidupmu Untukmu yang selalu kusebut dalam doa, izinkan aku menjadi bagian dari hidupmu. Diam-diam Jika akhirnya kamu tidak bersama dengan orang yang sering kamu sebut dalam doamu, mungkin kamu akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut namamu dalam doanya. Jodoh yang baik Jodoh yang baik adalah dia yang mampu membuatmu semakin mencintai-Nya. Pendamping shalih Ya Allah, karuniakanlah kepadaku pendamping yang shalih. Jadikan dia sahabatku baik untuk urusan dunia maupun akhirat. Hanya Dia yang tahu Jodoh itu kayak “Alif Lam Mim” ayat pertama surat Al-Baqarah, artinya yaitu hanya Allah yang tahu. Jika memang jodohnya Kalau memang jodoh, Allah akan semakin mendekatkan, bukan menjauhkan. Di hadapan Allah Di hadapanmu aku malu memandangmu. Tapi di hadapan Allah, terang-terangan aku meminta agar dijodohkan denganmu. Memantaskan diri Pantaskan diri saja. Karena semua akan menikah pada waktunya. Jauhkan atau dekatkan Jika dia bukan jodohku, maka jauhkanlah dia dari pikiranku dan dekatkanlah orang yang memang benar jodohku. Menjadi shalih/shalihah Lelaki bilang, “Zaman sekarang nyari wanita shalihah susah!” wanita bilang, “Zaman sekarang nyari lelaki shalih susah!” pertanyaannya, “Kenapa sibuk mencari, bukan menjadi?”. Hingga nanti Ketika engkau menjaga diri, di saat yang sama, di tempat lain jodohmu pun menjaga diri, hingga nanti bertemu di saat dan cara yang paling berkah. Dengan cara halal Hai jodohku yang masih dalam genggaman Allah SWT, aku sedang memantaskan diri ini untuk siap menemuimu dengan cara yang halal, dan mencintaimu dengan cara yang halal pula. Kasih saying-Nya Jodoh itu rahasia Allah. Allah mempertemukan kita dengan orang yang salah pada awalnya dan mempertemukan kita dengan jodoh yang sesuai pada akhirnya. Itulah tanda sayang Allah kepada hamba-Nya. Takdir Sekiranya dia tidak ditakdirkan untukku dan aku tidak ditakdirkan untuknya, maka jauhkanlah diriku dari memikirkannya dan jauhkanlah dirinya dari memikirkanku. Rahmat dan ujian Jodoh adalah rahmat dan juga ujian dari Allah SWT. Sekiranya dia ditakdirkan untukku dan aku ditakdirkan untuknya, maka peliharalah kami dalam batas-batas syariat. Seperti kematian Jodoh itu sama seperti menyambut kematian, tugas kita bukan merisaukan tapi mempersiapkan. Memperbaiki diri Akan lebih baik mempercantik hati dan budi pekerti diri sendiri. Maka pasangan yang baik akan datang menghampiri. Sesuai usaha kita Jodoh terindah itu tersembunyi pada akhlak dan pribadi seseorang. Sejauh mana kita berusaha meningkatkan iman, pasti akan memperoleh pasangan shalih di penghujung penantian. Bukan soal cepat Jodoh bukan tentang siapa cepat dia dapat. Melainkan, memantaskan diri dengan taat hingga memang mampu mendapat jodoh yang tepat. Yakin janji Allah Orang yang cerdas tidak boleh khawatir akan jodohnya. Karena sesuai janji Allah, setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan. Doa dan akhlak Aku meminta jodohku dengan doa. Aku memohon jodoh yang baik dengan memperbaiki segenap akhlakku. Kepastian maut Jangan melulu pusing memikirkan jodoh. Karena kita lebih pasti berjodoh dengan kematian. Rahasia Allah Jodoh itu rahasia Allah. Sekuat apapun kita setia, selama apapun kita tunggu, sekeras apapun kita bersabar, sejujur apapun kita menerima dia, jika Allah tidak menulis jodoh kita dengan dia, kita tetap tidak akan bersama dia. Berpikirlah positif dan terima takdir-Nya, karena tulang rusuk dan pemiliknya tidak pernah tertukar dan akan bertemu pada saatnya. Allah yang menentukan Kita diperintahkan untuk berusaha, ikhtiar dalam menemukan belahan jiwa, tapi pada akhirnya Allah jua yang menentukan. Pasti bertemu Jika dua orang ditakdirkan bersama, maka dari sudut bumi manapun mereka berasal, mereka pasti bertemu. Pilihan terbaik Yang terbaik itu adalah setiap yang Allah pilihkan, meskipun terkadang bukan yang diharapkan. Kata mutiara islami tentang jodoh Pilihan Allah Pilihan hati belum tentu baik. Pilihan keluarga mungkin baik. Tapi pilihan Allah senantiasa yang terbaik. Fokus Fokus saja pada perbaikan, bila Allah telah anggap cukup waktunya maka jodoh akan didatangkan oleh Allah. Kupinjam Kupinjam namamu di sepertiga malamku, untuk kuperbincangkan dengan Rabbku. Jodoh itu cerminan diri Jadilah wanita yang senantiasa bisa selalu menjaga izzah dan iffah, agar kelak kamu juga bisa dipersatukan dengan lelaki yang mampu menjaga hati dan pandangannya. Bila kamu inginkan jodoh yang baik, maka bawalah dirimu ke level yang kamu inginkan, sebab jodoh adalah cerminan dari dirimu sendiri. Perjuangkan dia Jika ada seseorang yang membuatmu merasa bahwa jika bersamanya surga lebih dekat, perjuangkanlah. Mengejar cinta Allah Ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, makin jauh Yusuf darinya. Ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Allah datangkan Yusuf kepadanya. Namanya juga jodoh Walau digenggam kuat, andai ia bukan milik kita, ia terlepas jua. Walau ditolak ke tepi, andai ia untuk kita, ia mendatang jua. Itulah namanya jodoh. Sabar menanti Bisa jadi, dalam penantian ini Allah menginginkan kita untuk terus memperbaiki diri dan belajar lebih tentang makna kesabaran. Waktu yang tepat Kau hanya perlu menggunakan waktu menunggumu dengan hal baik. Karena Tuhan itu tahu, kapan waktu yang tepat untuk dia menyentuh hatimu. Memantaskan diri Ada saatnya kamu memperjuangkan dan diperjuangkan oleh seseorang. Bersabarlah dan fokuslah untuk memantaskan dirimu. Yakinlah Allah akan hadirkan dan tunjukkan penyempurna agamamu di saat yang tepat. Fokus Fokus aja pada perbaikan. Bila Allah telah anggap cukup waktunya, maka jodoh akan didatangkan oleh Allah. Telah tertulis Allah telah menuliskan nama pasanganmu. Yang perlu kau lakukan adalah memperbaiki hubunganmu dengan-Nya. Percayalah Percayalah bahwa di salah satu tempat di bumi ini, seseorang yang sudah Allah persiapkan untukmu juga tengah berdoa agar segera dipertemukan denganmu. Pria yang layak Seorang pria yang akan mendampingimu mencari ridha Allah dan menjauhkanmu dari perbuatan dosa selalu layak dinanti. Ada nama Kadang ada nama yang tertulis di hati kita, tapi tidak bisa tertulis di buku nikah. Ya Allah, mudahkan Ya Rabb.. jika memang Engkau pilihkan dia untukku di dunia dan akan membawaku ke surga-Mu, mudahkanlah hamba meraihnya, tunjukkanlah jalanku, berkahilah. Amiin. Ujian cinta Allah akan mengujimu dengan cinta. Jika engkau lebih mendekatinya, maka Allah akan menjauhimu, dan haram. Jika engkau lebih mendekati Allah, maka Allah akan mendekatkanmu dengannya, dan halal. Duhai hati Melihat pasangan lain bertemu jodoh masing-masing, hati terkadang mengeluh, bilakah kan tiba saat itu buatku? Percayalah duhai hati, jodoh akan datang saat kau benar-benar bersedia. Baca juga Kata kata romantis islami tentang cinta Itulah beberapa kata mutiara islami tentang jodoh yang semoga bisa menjadi nasehat dan motivasi bagi siapa saja yang sedang berikhtiar menemukan sang belahan jiwa.
Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka." (Qs. Al-Baqarah 201) Saudaraku.. Apa yang kau inginkan belumlah tentu bahwa itu yang terbaik.. Maka mintalah selalu yang terbaik dari sisi Allah.. Karena Allah Ta'ala berfirman : KALIMAT di atas bukan kalimat syair dari pujangga, ataupun kata-kata mutiara dari ahli bahasa, melainkan penggalan dari firman Allah SWT yang tertera dalam QS. Al Baqoroh/2216. Ayat itu mengajarkan kepada kita semua, bahwa apa yang kita anggap suatu kebaikan belum tentu di mata Allah juga kebaikan, dan sebaliknya suatu yang tidak kita senangi, namun itu justru baik untuk kita. Ayat itu ditutup dengan kalimat indah sebagai kesimpulannya, yakni “Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. Indra manusia sangat terbatas, matanya tidak bisa melihat barang yang sangat jauh atau yang terhalang tembok, telinganya tidak bisa mendengar sumber suara yang jauh atau yang frekuensinya tidak sama suara kita. Baca Juga Kalah Jadi Bandar Judi, Dennis Lim Ungkap Alasannya Tinggalkan Profesi Bos Kasino di Thailand, Awalnya... Begitu juga akal kita, tidak akan tahu kejadian di masa yang akan datang. Sementara Allah adalah zat yang maha sempurna yang tidak dibatasi dengan halangan apa pun. Indahnya, Allah juga maha baik, karena itu menginginkan yang terbaik bagi hamba-Nya. Masalahnya, seringkali seorang hamba terjebak frustasi ketika kegagalan demi kegagalan dialaminya, sementara ia tidak mampu melihat hikmah dari rangkaian kegagalan itu. Bahkan yang ada merasa bahwa Allah telah “menzalimi” dirinya, padahal sejatinya, Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar kesanggupan hamba itu sendiri QS. Al Baqoroh 286. Memang ketika seseorang ingin meraih sesuatu dan telah diperjuangkan semaksimal mungkin dengan berbagai upaya namun pada akhirnya gagal diperoleh, ia akan sangat kecewa. Baca Juga Berapa Hari Sebaiknya Puasa Rajab? Simak Jadwal, Niat dan Tata Caranya Melaksanakannya Hal ini dikarenakan “sesuatu” yang dikejarnya itu dianggap hal yang sangat penting dalam kehidupannya, yang apabila gagal, maka gagal pula mendapatkan berbagai kebaikannya. Untuk inilah Penulis memahami betul makna kegagalan dan frustasi ketika sebuah cita-cita akhirnya tidak berbuah manis dan terkubur bersama mimpi indah yang tidak menjadi kenyataan. Mimpi menjadi pilot pernah dialami penulis. Membayangkan seseorang yang piawai menerbangkan pesawat, anggun berpakaian putih bersih dan berjalan tegap serta bergaji besar pernah menjadi cita-cita penulis. Tidak sekedar cita-cita kosong, namun ihtiar dan kesungguhan telah dilalui. Awalnya setelah lulus SMA dan orang tua tidak mampu menguliahkan, kami mencoba peruntungan dengan pergi ke Jakarta dan mendaftar pada sekolah penerbangan pemerintah yang biayanya tentu saja gratis. Tentusaja Dia jauh lebih mengerti. Dia tidak akan merencanakan yang jahat untuk kita. Kalau kita meminta, Dia pasti akan memberi. Namun, ingat bahwa apa yang baik menurut kita belum tentu baik di mata Allah. Dia akan memberikan apa yang lebih kita butuhkan daripada yang kita inginkan. Mungkin kita merasa bahwa hal tertentu adalah yang terbaik
Terkadang seseorang tertimpa takdir yang menyakitkan yang tidak disukai oleh dirinya, kemudian dia tidak bersabar, merasa sedih dan mengira bahwa takdir tersebut adalah sebuah pukulan yang akan memusnahkan setiap harapan hidup dan cita-citanya. Akan tetapi, sering kali kita melihat dibalik keterputus-asaannya ternyata Allah memberikan kebaikan kepadanya dari arah yang tidak pernah ia berapa banyak pula kita melihat seseorang yang berusaha dalam sesuatu yang kelihatannya baik, berjuang mati-matian untuk mendapatkannya, tetapi yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang dia Seandainya kita mau merenung dan sedikit berfikir, sungguh di setiap apa yang telah Allah takdirkan untuk hamba-hamba-Nya, di dalamnya terdapat hikmah dan maslahat tertentu, baik ketika itu kita telah mengetahui hikmah tersebut ataupun tidak. Demikian juga ketika Allah Ta’ala menimpakan musibah kepada kita, maka kita wajib berprasangka baik kepada-Nya. Sudah sepantasnya kita meyakini bahwa yang kita alami tersebut akan membawa kebaikan bagi kita, baik untuk dunia kita maupun akhirat kita. Minimal dengan musibah tersebut, sebagian dosa kita diampuni oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, maka lihatlah takdir ini dengan kacamata nikmat dan rahmat, dan bahwasanya Allah Ta’ala bisa jadi memberikan kita nikmat ini karena memang Dia sayang kepada Allah Ta’ala pun telah berfirman,و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”QS. Al Baqarah 216Saudariku… Sungguh jika kita mau membuka kisah-kisah dalam Al Qur’an dan lembaran-lembaran sejarah, atau kita memperhatikan realitas, kita akan mendapatkan darinya banyak pelajaran dan bukti bahwa selalu ada hikmah di balik setiap apa yang Allah takdirkan untuk lihatlah kisah Ibu Nabi Musa alaihissalam ketika ia harus melemparkan anaknya ke sungai… bukankah kita mendapatkan bahwa tidak ada yang lebih dibenci oleh Ibu Musa daripada jatuhnya anaknya di tangan keluarga Fir’aun? namun meskipun demikian tampaklah akibatnya yang terpuji dan pengaruhnya yang baik di hari-hari berikutnya, dan inilah yang diungkapkan oleh ayatواللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَAllah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahuiLihat pula kisah Nabi Yusuf alaihissalam ketika beliau harus berpisah dengan ayah beliau Nabi Ya’qub alaihissalam, ketika beliau harus dimasukkan ke dalam sumur dan diambil oleh kafilah dagang… Bukankah kita akan melihat hikmah yang begitu besar dibalik semua itu?Lihat pula kisah Ummu Salamah, ketika suami beliau-Abu Salamah- meninggal dunia, Ummu Salamah radhiallaahu anhaa berkata“Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah lalu ia mengucapkan apa yang diperintah oleh Allah, إنّا للهِ وَ إنَّا إِليْهِ رَاجِعُوْنَ, اللهُمَّ أَجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَ أخلفْ لي خَيْرًا مِنْهَا Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya lah kami akan kembali. Ya Allah, berilah pahala kepadaku dalam musibahku dan berilah gantinya untukku dengan yang lebih baik darinya.” Ia berkata, “Maka ketika Abu Salamah meninggal, aku berkata, Seorang Muslim manakah yang lebih baik dari Abu Salamah? Rumah keluarga pertama yang berhijrah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?’ Kemudian aku pun mengucapkannya, maka Allah memberikan gantinya untukku dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.” HR. MuslimRenungkanlah bagaimana perasaan yang menghinggapi diri Ummu Salamah –yakni perasaan yang muncul pada sebagian wanita yang diuji dengan kehilangan orang yang paling dekat hubungannya dengan mereka dalam kehidupan ini dan keadaan mereka Siapakah yang lebih baik dari Abu Fulan?!- maka ketika Ummu Salamah melakukan apa yang diperintahkan oleh syariat berupa sabar, istirja’, dan ucapan yang diajarkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, maka Allah pun menggantinya dengan yang lebih baik yang belum pernah ia impikan seorang wanita yang beriman, tidak seharusnya ia membatasi kebahagiaannya pada satu pintu saja di antara pintu-pintu kehidupannya. Karena kesedihan yang menimpa seseorang adalah sesuatu yang tidak ada seorang pun yang bisa selamat darinya, tidak pula para Nabi dan Rasul! Yang tidak layak adalah membatasi kehidupan dan kebahagiaan pada satu keadaan ataupun mengaitkannya dengan orang-orang tertentu seperti pada laki-laki atau wanita pula dalam kehidupan nyata, kita pun sering melihat ataupun mendengar kisah-kisah yang penuh dengan hikmah dan karena itulah, hendaknya kita selalu bertawakkal kepada Allah, mengerahkan segenap kemampuan untuk menempuh sebab-sebab yang disyariatkan, dan jika terjadi sesuatu yang tidak kita sukai, jendaklah kita selalu mengingat firman Allah Ta’ala,و عسى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وهُوَ خَيْرٌ لكَمْ وَعَسى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئا وهو شرٌّ لكم واللهُ يعلمُ وأَنْتُمْ لا تَعْلمُوْنَ“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” QS. Al Baqarah 216.Hendaklah ia mengingat bahwasanya di antara kelembutan Allah terhadap hamba-hambaNya adalah “Bahwasanya Dia menakdirkan bagi mereka berbagai macam musibah, ujian, dan cobaan dengan perintah dan larangan yang berat adalah karena kasih sayang dan kelembutanNya kepada mereka, dan sebagai tangga untuk menuju kesempurnaan dan kesenangan mereka” Tafsir Asma’ al Husna, karya As-Sa’di.Semoga yang sedikit ini bisa menjadi nasihat untuk diri saya pribadi dan bagi orang-orang yang membacanya, karena barangkali kita sering lupa bahwa apapun yang telah Allah Ta’ala takdirkan untuk kita adalah yang terbaik untuk kita, karena Dia-lah Dzat Yang Maha Mengetahui kebaikan-kebaikan bagi para hambaNya.*** Artikel Penulis Wakhidatul Latifah Murajaah Ustadz Ammi Nur BaitsReferensiQawaa’id Qur’aaniyyah, Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, Markaz at-Tadabbur Li al-Isytisyarat at-Tarbawiyyah wa at-Ta’limiyyah. Dan terjemah, “50 Prinsip Pokok Ajaran Al Qur’an” terbitan Pustaka Daarul Faidah Kitab Tauhid, Abu Isa Abdullah bin Salam, Pustaka Muslim.
Baikmenurut kita, belum tentu baik untuk Tuhan. Allah adalah kasih, Ia akan memberikan yang terbaik untuk kita. Walaupun jawaban dari doa yang kita minta tidak sesuai yang diharapkan. Setiap kali kita berdoa, doa tidak hanya mengubah keadaan, namun doa juga menguatkan diri kita sendiri. Sebagaimana doa Tuhan Yesus, kita perlu tahu dengan baik
BAIK MENURUT KITA BELUM TENTU BAIK MENURUT ALLAH DAN RASULNYA Seringkali orang awam kebingungan tidak faham ketika dikatakan amalan-amalan atau acara-acara yang dilakukannya dikatakan bid’ah. Mereka pun berkata ; Bukankah amalan ini baik ? Ketahuilah, baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah dan Rasul-Nya. Allah ta’ala berfirman ; وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ “. . Tetapi boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh Jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”. Al Baqarah, 216. Coba kita perhatikan riwayat-riwayat berikut ini. 1. Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mendengar berita tentang pernyata’an tiga orang. Yang pertama berkata “Saya akan shalat tahajjud dan tidak akan tidur malam”, yang kedua berkata ”Saya akan puasa dan tidak akan berbuka”, yang terakhir berkata “Saya tidak akan menikah”. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menegur mereka, seraya berkata “Apa urusan mereka dengan berkata seperti itu ?, Padahal saya puasa dan saya pun berbuka, saya shalat dan saya pun tidur, dan saya menikahi wanita. Barang siapa yang membenci sunnahku maka bukanlah golonganku”. Muttafaqun alaihi. – Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mencela seseorang yang hendak shalat tahajjud dan tidak akan tidur malam. * Kenapa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencelanya, bukankah tujuan orang tersebut baik, hendak memperbanyak ibadah ? – Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mencela seseorang yang akan puasa dan tidak akan berbuka. * Kenapa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mencelanya, bukankah tujuan orang tersebut baik, hendak memperbanyak ibadah ? – Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mencela seseorang yang tidak akan menikah, karena hendak taqorrub kepada Allah. * Kenapa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencelanya, bukankah tujuan orang tersebut baik, hendak taqorrub kepada Allah ? 2- Al-Baroo’ bin Aazib berkata قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شَقِّكَ الأَيْمَنِ وَقُلْ “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku Jika engkau mendatangi tempat tidurmu maka berwudhulah sebagaimana berwudhu untuk sholat, lalu berbaringlah di atas bagian tubuhmu yang kanan, lalu katakanlah اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إْلاَّ إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتُ “Yaa Allah aku menyerahkan jiwaku kepadaMu, dan aku pasrahkan urusanku kepadaMu, dan aku sandarkan punggungku kepadaMu, dengan kekhawatiran dan harapan kepadaMu. Tidak ada tempat bersandar dan keselamatan dariMu kecuali kepadaMu. Aku beriman kepada kitabMu yang Engkau turunkan dan beriman kepada Nabimu yang Engkau utus” Nabi berkata فَإِنْ مِتَّ مِتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُوْلُ “Jika engkau meninggal maka engkau meninggal di atas fitroh, dan jadikanlah doa ini adalah kalimat terakhir yang engkau ucapkan sebelum tidur” Al-Baroo’ bin Aazib berkata فَقُلْتُ أَسْتَذْكِرُهُنَّ وَبِرَسُوْلِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ قَالَ لاَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ “Lalu aku mencoba untuk mengingatnya dan aku berkata “Dan aku beriman kepada RasulMu yang Engkau utus” Nabi berkata “Tidak, akan tetapi Dan aku beriman kepada NabiMu yang Engkau utus”. HR Al-Bukhari no 6311. * Kenapa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyalahkan perkata’an Al-Baroo’ bin Aazib yang berkata “Dan aku beriman kepada RasulMu yang Engkau utus”. Bukankah perkata’an “RasulMu” itu baik ? ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Perhatikan juga atsar para Sahabat berikut ini. 1. Sa’id bin Musayyib tabi’in, Ia melihat seorang laki-laki menunaikan shalat setelah fajar lebih dari dua raka’at, ia memanjangkan rukuk dan sujudnya. Akhirnya Sa’id bin Musayyib pun melarangnya. Orang itu berkata “Wahai Abu Muhammad, apakah Allah akan menyiksaku dengan sebab shalat ? Beliau menjawab “Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyelisihi As-Sunnah.” Diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Sunanul Kubra, II/466. * Kenapa Sa’id bin Musayyib melarang seorang laki-laki yang menunaikan shalat setelah fajar lebih dari dua raka’at, ia memanjangkan rukuk dan sujudnya, Bukankah Shalat itu adalah amalan yang paling utama ? 2. Shahabat yang mulia Ibnu Umar radhiyallaahu anhuma, menceritakan, Bahwasannya ada seorang laki-laki yang bersin kemudian dia berkata, “Alhamdulillah wassalaamu alaa Rasuulillaah” segala puji bagi Allah dan kesejahtera’an bagi Rasulullah. Maka Ibnu Umar radhiyallaahu anhuma berkata Aku juga mengatakan, “Alhamdulillah was-salaamu alaa Rasuulillah” maksudnya juga bershalawat. Akan tetapi tidak demikian Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam mengajari kami. Beliau shallallaahu alaihi wa sallam mengajari kami untuk mengucapkan ketika bersin “Alhamdulillah alaa kulli haal.” Diriwayatkan olehAt-Tirmidzi, no. 2738. * Kenapa Ibnu Umar radhiyallaahu anhuma mengajarkan kepada seorang laki-laki yang bersin, bahwa Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam mengajari, kalau bersin untuk mengucapkan “Alhamdulillah alaa kulli haal”. Bukankah ucapan “Alhamdulillah wassalaamu alaa Rasuulillaah” yang diucapkan seorang laki-laki itupun baik ? 3- Abu Musa Al-As’ari Radhiyallahu anhu, diriwayatkan memasuki masjid Kufah, lalu didapatinya di masjid tersebut terdapat sejumlah orang membentuk halaqah-halaqah duduk berkeliling. Pada setiap halaqah terdapat seorang syaikh, dan didepan mereka ada tumpukan kerikil, lalu syaikh tersebut menyuruh mereka, “Bertasbihlah seratus kali !” Lalu mereka pun bertasbih menghitung dengan kerikil tersebut. Lalu syaikh itu berkata lagi, “Bertahmidlah seratus kali” Dan demikianlah seterusnya . . Maka Abu Musa Radhiyallahu anhu mengingkari hal itu dalam hatinya, tapi ia tidak mengingkari dengan lisannya. Hanya saja ia bersegera pergi dengan berlari kecil menuju rumah Abdullah bin Mas’ud, lalu iapun mengucapkan salam kepada Abdullah bin Mas’ud, dan Abdullah bin mas’ud pun membalas salamnya. Berkatalah Abu Musa kepada Ibnu Mas’ud , “Wahai Abu Abdurrahman, sungguh baru saja saya memasuki masjid, lalu aku melihat sesuatu yang aku mengingkarinya, demi Allah tidaklah saya melihat melainkan kebaikan”. Lalu Abu Musa menceritakan keada’an halaqah dzikir tersebut. Maka berkatalah Ibnu Mas’ud kepada Abu Musa “Apakah engkau memerintahkan mereka untuk menghitung kejelekan-kejelekan mereka ? Dan engkau memberi jaminan mereka bahwa kebaikan-kebaikan mereka tidak akan hilang sedikitpun ?” Abu Musa pun menjawab, “Aku tidak memerintahkan apapun kepada mereka”. Berkatalah Ibnu Mas’ud, Mari kita pergi menuju mereka. Lalu Ibnu Mas’ud mengucapkan salam kepada mereka. Dan mereka membalas salamnya. Berkatalah Ibnu Mas’ud “Perbuatan apa yang aku lihat kalian melakukannya ini wahai Umat Muhammad ?” Mereka menjawab, “Wahai Abu Abdurrahman, ini adalah kerikil yang digunakan untuk menghitung tasbih, tahmid, dan tahlil, dan takbir”. Maka berkatalah Ibnu Mas’ud “Alangkah cepatnya kalian binasa wahai Umat Muhammad, padahal para sahabat masih banyak yang hidup, dan ini pakaiannya belum rusak sama sekali, dan ini bejananya belum pecah, ataukah kalian ingin berada diatas agama yang lebih mendapat petunjuk dari agama Muhammad ? Ataukah kalian telah membuka pintu kesesatan ?”, Mereka pun menjawab, “Wahai Abu Abdurrahman, demi Allah tidaklah kami menginginkan melainkan kebaikan”. Abu Mas’ud pun berkata “Berapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tidak mendapatkannya”. Berkata Amru bin Salamah, “Sungguh aku telah melihat umumnya mereka yang mengadakan majelis dzikir itu memerangi kita pada hari perang An-Nahrawan bersama kaum Khawarij”. Riwayat Darimi dengan sanad shahih. * Mengapa Ibnu Mas’ud menegur orang-orang yang sedang berdzikir, Bukankah dzikir itu baik ? ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Kalau kita perhatikan riwayat-riwayat diatas, * Kenapa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mencela orang yang hendak memperbanyak ibadah, bukankah ibadah itu baik ? * Kenapa para Sahabat mencela dan mengingkari orang yang sedang beribadah, bukankah ibadah itu baik ? Apa yang dicela dan diingkari oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga para Sahabat, tujuan mereka melakukannya adalah untuk memperbanyak ibadah. Maksud mereka tentu saja baik. Tapi mengapa mereka dicela ? Tidak lain, karena apa yang mereka lakukan tidak dibenarkan oleh syari’at. Apa yang mereka lakukan tidak ada perintah dari Allah dan Rasul-Nya. Yang mereka lakukan adalah perkara yang dibuat-buat. Perkara yang baru bid’ah dalam urusan ibadah. Apakah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga para Sahabat tidak faham kalau bid’ah ada yang baik ? Apakah ahli bid’ah yang mengatakan ada bid’ah hasanah lebih faham Islam daripada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para Sahabat ? الله المستعان Agus Santosa Somantri ======================= Nabidalam hadits ini menyatakan : "Sesungguhnya Allah baik, dan tidak menerima kecuali yang baik". Hadits ini juga menunjukkan bahwa salah satu Nama Allah adalah Thoyyib (Yang Maha Baik). Allah Maha Baik dalam segala hal : dalam Dzat-Nya, Sifat-Sifat, maupun perbuatanNya. Allah tersucikan dari segala macam bentuk aib, cela, dan kekurangan.
Alquran Foto T Foz on UnsplashSurat Al Baqarah merupakan surah kedua dalam Al Quran dan memiliki arti "Sapi Betina". Surat ini terdiri dari 286 ayat dan tergolong ke dalam surat ayat surat Al Baqarah memiliki arti makna yang luar biasa bagi umat muslim, termasuk ayat 216. Untuk lebih jelasnya, simak bacaan surat Al Baqarah ayat 216 beserta arti dan Al Baqarah ayat 216Ilustrasi Surat Al Baqarah Ayat 216. Foto Shutterstockكُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖKutiba 'alaikumul-qitālu wa huwa kur-hul lakum, wa 'asā an takrahụ syai`aw wa huwa khairul lakum, wa 'asā an tuḥibbụ syai`aw wa huwa syarrul lakum, wallāhu ya'lamu wa antum lā ta'lamụnArtinya “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”Tafsir Surat Al Baqarah ayat 216Ilustrasi Surat Al Baqarah Ayat 216. Foto WML Image/ShutterstockMengutip Quran Kemenag, tafsir surat Al Baqarah ayat 216 menjelaskan bahwa selain kemiskinan dan kemelaratan, orang-orang beriman juga akan diuji selain dengan mengorbankan jiwa mereka melalui kewajiban turunnya ayat ini, hukum perang menjadi wajib kifayah dalam rangka membela diri dan membebaskan diri dari penindasan. Apabila musuh telah masuk ke dalam negeri orang-orang Islam, hukumnya menjadi wajib ayat ini juga ditegaskan bahwa sesuatu yang disukai oleh kita belum tentu baik dimata Allah. Begitupun sebaliknya, sesuatu yang dianggap buruk belum tentu buruk di mata karena itu, ketika dihadapkan pada sesuatu hal yang kita sukai atau dibenci, jangan lupa untuk selalu minta pertolongan kepada Allah. Tujuannya agar mendapatkan keberkahan dan diberikan petunjuk yang terbaik.
ciorF.
  • l4kl0zqruk.pages.dev/75
  • l4kl0zqruk.pages.dev/311
  • l4kl0zqruk.pages.dev/432
  • l4kl0zqruk.pages.dev/440
  • l4kl0zqruk.pages.dev/370
  • l4kl0zqruk.pages.dev/460
  • l4kl0zqruk.pages.dev/473
  • l4kl0zqruk.pages.dev/391
  • baik buat kita belum tentu baik buat allah